Kenangan Dari Hujan

Oleh Miranti Mutiara Indah
Di sini di taman ini, aku hanya bisa tersenyum sambil mengingat lagi betapa indahnya kenangan yang ada, dan betapa tragisnya juga kenangan ini, tapi sepertinya nasi sudah menjadi bubur dan seharusnya kenangan itu sudah terkubur.
Dulu taman ini adalah kebahagiaan, tapi sekarang semuanya hancur lebur, seakan semesta tak mendukungnya lagi memberikan senyuman, sepertinya takdir sedang bermain-main dengannya karena hari itu di taman yang indah dan asri ini kebahagiaannya hancur di depan mata.
“Hay Ka, pagi” Gadis berambut agak keriting yang baru saja berbicara itu Vera Okta Bella, salah satu siswi di SMA Garuda, Jakarta dan sangat menggilai Hujan.
“Eh udah bangun Ve?”Jawab Eka sambil tersenyum, Eka Nur Yulianti adalah sahabat terbaik Vera, mereka sudah berteman sejak kecil dan masih bertahan sampai sekarang
Dari kecil hingga sekarang mereka berdua masih sering main hujan kata mereka “main hujan-hujanan itu bisa menghilangkan rasa stres kita”.
Saat Vera sampai di taman perlahan air hujan turun, awalnya Vera tersenyum sangat manis karena hari ini dia bisa mandi hujan lagi, saat dia sedang menari-nari seketika matanya melihat dua orang yang ada di dekat kursi taman, di sana itu Ical dan Eka terlihat kalau Ical sedang membetikan Padi Abadi, seketika penglihatan Vera mengabur karena air mata tapi ter samarkan oleh air hujan
“Harusnya gue ngerti Ka, kalau pinky boy lo itu Ical, karena memang dia cowok gentel yang suka warna ping, gue kira tipe cowok kita aja yang sama ternyata cowok yang kita suka itu sama, harusnya gue sadar kenapa Ical sering nanyain lo, ternyata gue gak tau diri banget ya Ka, pasti lo sakit hati waktu gue bilang suka Ical, lo jaga perasaan gue tapi gue gak tahu diri.” Vera bergumam di bawah guyuran hujan, di sana, didekat kursi itu, Eka menerima Padi Abadi itu dengan senyumnya dan mereka berdua bermain hujan sambil menari-nari, serasa dunia milik berdua yang lainnya ngontrak.
Seketika pandangan Eka dan Vera bertemu
“Ve dengerin gue dulu”
“Apa yang harus gue denger?”
“Ve gue minta maaf”
Lo gak salah, gak usah minta maaf, gue aja yang terlalu berharap dan gak sadar kalau pinky boy lo itu Ical”
Vera langsung berlari menembus derasnya rintik hujan dengan pandangan mengabur karena air mata yang tak mau berhenti
“VERAAAA AWASSS”
Dan hari itu saat hujan deras Eka menyaksikan sendiri bagaimana sahabatnya habis digiling roda truk, darahnya langsung merembes kemana-mana, Eka langsung histeris saat melihat isi dari perut Vera sudah bertebaran dijalan, Eka langsung berlari menghampiri Vera
“EKAAAA AWASSS” Ical mendorong tubuh Eka ke pinggir jalan, dan hari itu Eka melihat kematian dua orang sekaligus, dijalan itu tubuh Vera dan Ical sudah tak bernyawa lagi dan perut mereka juga sudah berhamburan, hari itu untuk pertama kalinya Eka membenci hujan.
Di sini di taman ini Eka kembali mengingat kejadian 5 tahun lalu, entah kenapa Eka tidak nisa melupakan kejadian hari itu bsk semenit pun.
Tidak lama hujan turun mengguyur kota Jakarta, membasahi kota itu alam seolah mengerti kalau ada manusia yang sedang bersedih, sejak kejadian hari itu Eka sangat membenci hujan, sekarang dia sudah berada didalam mobil, saat hujan mulai turun tadi Eka langsung meninggalkan taman itu berharap dia juga bisa meninggalkan kenangannya di taman itu.
Miranti mutiara Indah, adalah gadis berdarah Bengkulu, lahir pada 22 Oktober 2001, dia mulai menulis saat duduk dikelas 2 SMP dan mulai menekuninya dengan serius dari kelas 11, saat sekolah di Madrasah Aliyah Negeri 2 kota Bengkulu gadis yang sering disapa Emir ini mengikuti kelompok literasi disekolahnya dengan nama GLM (Generasi Literasi MADU) MADU singkatan dari MAN 2.
Kalian bisa menyapa Emir lewat
http://IG : MirantiMutiaraIndah
http://FB : MirantiMutiaraIndah
http://Wattpad : MirantiMutiaraIndah
WA : 085211889792